01 Februari, 2024

REVIEW: ANATOMY OF A FALL (2023) - JUSTINE TRIET




CIAMIK adalah kata yang dapat dengan mudah dialamatkan pada film Anatomy of a Fall (2023) dir. Justine Triet. Film ini memenangkan gelar Palme d'Or (Film Terbaik) di Cannes Film Festival 2023 dan Best Motion Picture - Non-English Language (Film Berbahasa Asing Terbaik) di Golden Globe Awards 2024. Yang terbaru, Anatomy of a Fall (2023) dinominasikan ke dalam Best Picture Academy Awards 2024, Best Director Academy Awards 2024 untuk Justine Triet, Best Actrees Academy Awards 2024 untuk Sandra Hüller, Best Screenplay Academy Awards 2024, dan Best Editing Academy Awards 2024. Beberapa penghargaan dan nominasi internasional di atas merupakan validasi yang dapat menggambarkan bagusnya film ini.

Mengangkat premis yang sederhana, yakni menceritakan seorang istri, Sandra (Sandra Hüller), yang mendapati suaminya, Samuel (Samuel Theis) mati tergeletak secara misterius di pelataran rumahnya yang kemudian diperkarakan di pengadilan karena kejanggalannya. Sandra dianggap menjadi penyebab atau bahkan dianggap pembunuh Samuel. Sepanjang durasi film, kita diajak untuk ikut menyelidiki penyebab sebenarnya dari peristiwa tersebut. Pelan-pelan fakta demi fakta terbongkar, pengadilan yang mereka jalani benar-benar menelanjangi kehidupan rumah tangga mereka. Dibekali dengan penulisan naskah yang ciamik dan performa seni peran yang juga dimainkan dengan luar biasa, membuat film ini berhasil menjadi sebuah drama persidangan yang seru meskipun tanpa twist


Berdurasi sekitar 151 menit, drama keluarga dan persidangan di film ini tidak terasa membosankan. Berbagai fakta yang diungkap di persidangan serta beberapa kejadian di masa lalu ikut menghidupkan keseruan cerita. Hampir semua adegan dibuat dengan pelan dan intense. Slow pace, tapi tidak membuat kita mengantuk berkat dialog-dialognya yang intense dan fokus terhadap plot, tanpa basa-basi. Bagus sekali. Apalagi jika kita menyoal serapan isu-isu penting dalam pernikahan yang ditelanjangi habis oleh Justine Triet dan Arthur Harari. Naskahnya berhasil mengeksplorasi isu-isu perselingkuhan, karir, dan puncaknya, egoisme manusia dewasa. Isu-isu tersebut berhasil bahan bakar utama drama film ini. Egoisme yang dibangun untuk Sandra dan Samuel juga realistis mengingat keduanya adalah penulis novel yang membutuhkan idealisme dan perfeksionisme yang tinggi. Oleh karena itu, salah satu pujian tertinggi saya berikan terhadap sang penulis naskah yang berhasil mentransformasikan isu-isu tersebut dalam sebuah pakaian yang membungkus keseluruhan tubuh manusia.


Keluarga yang disfungsional ini menghasilkan korban, yakni anak dari Sandra dan Samuel, Daniel (
Milo Machado Graner). Sejak awal, Daniel tidak ditampilkan sebagai anak yang bahagia. Ia juga mengalami gangguan penglihatan di salah satu matanya, yang disebabkan oleh sebuah kecelakaan. Oleh karena itu, ia selalu membutuhkan anjingnya ketika hendak bepergian. Daniel adalah orang pertama yang melihat ayahnya tewas dengan luka hebat di kepalanya. Tak hanya cukup sampai di situ, bebannya menjadi makin berat setelah ibunya harus menjalani persidangan. Masalah yang tak terkendali tersebut membuatnya menjadi tak karuan secara psikis. Apa pun yang ia lakukan semata-mata hanya ingin membuat ibunya selamat dari hukuman. Namun, karena ia masih anak-anak, gegabah menjadi hal yang wajar dilakukan, apalagi dalam kondisi mental seperti itu. Kondisi ketidakidealan itu terus dibebankan kepada Daniel lewat fakta-fakta persidangan yang menelanjangi hubungan ayah dan ibunya. Bahkan, pada akhirnya, ia mengetahui bahwa kecelakaannya bukanlah hal yang terjadi apa adanya, ada faktor yang melatarbelakangi kejadian tersebut. Berbagai emosi yang berat itu berhasil ditampilkan dengan luar biasa oleh sang aktor cilik, Milo Machado Graner. Matanya berhasil mewakili kesakitan yang tidak seharusnya dialami oleh seorang anak.


Kredit tertinggi lainnya saya berikan terhadap performa Sandra Hüller yang menempatkan dirinya menjadi salah satu aktris dengan performa acting terbaik tahun 2023. Ekspresinya di setiap adegan berhasil mengaburkan pandangan penonton terhadapnya. Tidak ada yang pernah tahu apa yang sebenarnya ada dalam benak Sandra. Ada banyak adegan yang menunjukkan bahwa dia pelaku utama, di sisi lain ada banyak juga adegan yang memberikan petunjuk bahwa dia adalah salah satu korban keluarga disfungsional ini. Ambiguitas itu berhasil dipertahankan hingga film selesai. Selain memainkan peran yang sentral dalam drama keluarganya, Sandra juga berhasil meyakinkan penonton untuk ikut serta dalam hubungan cinta lama antara Sandra dengan Vincent (Swann Arlaud), yang juga menjadi kuasa hukum pembela Sandra di persidangan. Ya, semua beban naskah yang berat ini berhasil dimainkan dengan Sandra Hüller tanpa cela.

Saya tidak menemukan kekurangan yang berarti dalam film ini selain durasi yang agak kepanjangan, itu pun tidak masuk dalam kekurangan yang signifikan. Sisanya bagus. Sinematografinya juga berhasil menjadi alat tambahan untuk bercerita, beberapa kali menggunakan teknik close-up untuk memperjelas emosi setiap karakternya. Tidak ada kekurangan dalam scoring-nya, instrumental cover dari 50 Cent - P.I.M.P justru menjadi sorotan. Kemunculannya memberikan tekanan yang cukup hebat ke penonton. Keputusan sang sutradara untuk mengulang-ulang musik ini adalah salah satu keputusan terbaiknya. Sisanya, di babak kedua dan ketiga, hampir setiap adegan dieksekusi dengan menggunakan scoring yang minim untuk memperkuat intensitas dialog dari masing-masing karakter.


Pada akhirnya, Anatomy of a Fall (2023) memantapkan diri sebagai salah satu drama courtroom terbaik yang pernah saya tonton. Kesediannya untuk menyenggol isu-isu keluarga disfungsional dengan pelan, natural, dan telanjang menjadi hal yang paling saya apresiasi. Belum lagi dukungan dari para pemain, terutama Sandra Hüller dan Milo Machado Graner yang perlu mendapatkan panggung penghargaan setinggi-tingginya. Anatomy of a Fall (2023) berdiri sebagai film yang tak hanya mengeksplorasi drama persidangan dengan level yang biasa saja, ini adalah puncak ketelanjangan dari egoisme manusia yang gagal menjalankan fungsi keluarga.





Tidak ada komentar: